Ada Apa dengan Seni di Indonesia?

Waspada!!!waspada!!!

Lihat judul diatas, kawan2 tentu bisa menyimpulkan sendiri kenapa sampe dibilang harus waspada. Coba, siapa sih yang ga tahu bagaimana ‘hebohnya’ industri seni di negeri ini. Dunia musik misalnya, para musisi yang ada semakin ga tahu aturan dalam berkarya. Dari mulai liriknya yang menjurus ke kepornoan, sampai video klipnya yang jelas mengandung pornografi. Dari mulai Inul Daratista, Anisa Bahar, Dewi Persik, yang heboh dengan goyangannya, sampai Julia Perez yang ‘luar biasa’ juga dengan cara menjual albumnya!(duh, ko contohnya penyanyi dangdut semua?kayaknya kurang match deh sama kita2 anak muda. Hehe..)

Penyanyi lainya juga ga mau kalah bikin kontroversi, tahu dong Aura Kasih dengan lagu dan videoklipnya yang akhir2 ini marak di radio or TV, lirik n video klipnya beneran keterlaluan! udahlah ga perlu kita bahas detail lagunya, nanti malah tambah runyam. Dasar emang ga tahu malu tuh artis! Parahnya, contoh begini tuh ga sedikit, banyak banget, bahkan hampir semua penyanyi, dari yang solo sampe group band, penyakitnya sama; jual kepornoan dibalik seni!Ini baru produk lokal, apalagi yang interlokal, tambah kurang ajar lagi. Bahkan yang interlokal itulah teladan bagi seniman kita.

Belum lagi dunia perfilman, dari mulai sinetron sampe yang layar lebar sama2 ga berkualitas. Yang sinetron ceritanya murahan, cinta dan cinta melulu, pacaran, sampe anak SD juga dikasih teladan pacaran! juga dari segi kreativitas kayaknya masih perlu banyak latihan, biar bisa menghasilkan cerita yang berkualitas dan yang jelas original, bukan jiplakan!Mending kalo yang dijiplaknya itu contoh yang baek n bener, ini yang ceritanya ga karu-karuan dijiplak juga. Gaswat deh...

Film layar lebar juga, dari mulai AADC alias Ada Apa dengan Cinta? Yang jadi cikal bakal menjamurnya film remaja sampe Virgin, BCG, Eiffel ...I’m in Love, Brownies, Cintapuccino, n yang trakhir film yang dibintangi BCL yang katanya gimanaa gituh (ga tahu detailnya, maklum belum nonton, eh ga bakalan pernah nonton!). Belum lagi yang bertemakan horor, buanyak banget! Emang sih, mungkin orang2 bilang cerita dari tuh film semua menghibur, tapi itu menghibur yang ga sehat!Bayangin aja, semua film tadi pasti mengandung adegan2 yang ga pantes, pacaran yang kebablasan, kissing, necking, piting, pasti ga kelewat. Contohnya adalah salah satunya adalah adegan dalam film Virgin, ketika Katie (salah seorang tokoh utama) ingin melepas keperawanannya dengan om-om di sebuah toilet mall. Parahnya, Katie pun gembira setelah melepas keperawanannya. Naudzubillah...Itu hanya salah satu contoh. Masih banyak adegan memuakan lainnya yang dipertontonkan secara vulgar, baik secara visual maupun verbal.

Celakanya, film2 ga sehat tadi ternyata ga cuma sebatas sebagai hiburan bagi penontonnya, juga bukan sekedar potret realitas sosial yang terjadi di kalangan remaja, lebih jauh film2 tadi malah jadi teladan dan ditiru masyarakat dalam kesehariannya. Lihat aja gimana pergaulan remaja2 disekitar kita, di jalan, di angkot, di mall, di sekolah, dan dimana aja kalo ada sepasang muda-mudi berpacaran, pasti gerak-gerik mereka tuh ga biasa aja, tapi luar biasa ga tahu aturan, dunia serasa milik berdua, yang laen ngontrak!

Adek2 kita yang kecil juga jadi aneh2 kelakuannya, tahu apa sih anak kecil tentang cinta? Tapi sekarang, lihat kalo mereka udah ngomongin pacaran, kecengan, seakan mereka udah ngerti segalanya dan hal itu pantas untuk mereka. Dulu, waktu kita masih kecil, pastinya kita tahu banget dong sama trio kwek2, kak Ria Enes n Susan, Chikita Meidi, dan semua lagu2nya. Ya iya lah, dulu itu kan kita masih anak2, jadi nyanyinya lagu anak2 juga. Tapi sekarang, adek2 kecil malah lebih tahu lagunya Peterpan, Ungu, Dewa, dan lagu2 percintaan lainnya. Kacau kacau...

Lalu, ketika para wanita semakin berani mengumbar auratnya kepada siapapun, ketika pemerkosaan semakin marak, incest, perselingkuhan, MBA, aborsi, pedofilia, dan fenomena menyimpang lainnya semakin subur, apakah ini tak disebabkan karena masyarakat disuguhi pornoaksi dan pornoaksi terus menerus?


Ada Apa dengan Seniman Kita ???
Rupanya para seniman ini sudah termakan budaya barat, meniru gaya hidup mereka, dan dengan lancar mengungkapkan kebebasan berekspresi dan HAM untuk melegitimasi kelakuan buruknya itu. Atas nama HAM, norma masyarakat, adat kesopanan, bahkan hukum agama sekalipun tak dihiraukan. Gaya hidup yang sekuleristik membuat mereka memisahkan kesenangan duniawi dengan hisab di akhirat kelak. Biarlah agama berteriak-teriak haram dan dosa, tapi maksiat jalan terus. Sekalipun pornoaksi-pormografi tidak sesuai dengan norma masayarakat yang berlaku, apalagi dengan nilai2 Islam tentu sangat kontradiktif, tak ada yang berhak membatasi kerativitas mereka dalam berseni. Mereka punya HAM, mau segila apapun kreasi seni itu dijamin HAM. Jangan bawa2 agama untuk membatasi kretaivitas kami, begitulah kata mereka. Lha, gimana bisa disebut kreatif, kalo bisanya cuma bikin kreasi yang porno!
Ada apa dengan seniman kita? Mengapa juga semua ini bisa terjadi? Setidaknya ada tiga unsur yang berperan:

Pertama, dari sisi kelakuan individunya. Umat Islam saat ini sudah banyak yang meninggalkan Islamnya, malah beralih belanja peradaban laen yang konon katanya lebih gemerlap. Islam dianggap kuno, ga relevan, dan ga match sama maunya orang2 modern. Padahal sih, perasaan itu hanya sugesti mereka saja. Islam sendiri ga kaku, tapi sangat manusiawi. Hanya saja kita harus terikat dengan hukum syara sebagai bentuk ketaatan kepada Allah swt Sang Khalik, baik dalam perkara yang kita sukai maupun tidak kita sukai. Tapi pastinya setiap hukum dari Islam adalah maslahat, karena Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.

Kedua, diamnya masyarakat. Para pelaku seni berlindung dibalik jargon demokrasi. Ketika mereka menyuguhkan pornoaksi-pornografi, mereka cukup berkata,”biarlah masyarakat sendiri yang menilai, karena masyarakat sekarang sudah dewasa”. Celakanya, meski sebagian besar masyarakat tidak setuju terhadap fenomena kepornoan ini, mereka diam aja. Boro2 bikin demo2 aksi menentang, sekadar berkomentar dengan nada sinis aje kagak! Sikap diam masyarakat inilah yang dijadikan pembenaran bagi para seniman sebagai ‘tanda setuju’ atas kelakuan2 nyeleneh mereka.

Ketiga, pemerintah yang ga bisa bertindak tegas. Paling banter pemerintah cuma bisa buat pernyatan ‘menolak’ dan ‘menolak’, tanpa bisa bertindak tegas untuk membabat pornoaksi-pornografi ini. Banyaknya produksi lagu, film, fashion, yang merusak moral bangsa dibiarkan begitu saja tanpa ada sanksi tegas yang bisa membuat pelaku jera, dan mencegah masyarakat lain neniru. Masuknya film2 barat yang vulgar, bahkan masuknya majalah Playboy sekalipun tak mendapat perlawanan yang berarti dari pemerintah.

So???
Karena akar masalahnya dipengaruhi tiga unsur, berarti solusinya juga harus melibatkan tiga unsur tadi dong. Pertama dari sisi individunya, mungkin kita ga bisa berbuat banyak, karena yang menjadi pokok persoalan adalah hilangnya kesadaran berpikir dari para seniman itu. Maka kita sebagai anggota masyarakat haruslah menjadi ‘pengawal’ , mengontrol sesama masyarakat dan menolak dengan tegas segala bentuk kemaksiatan yang terjadi. Bukankah tugas kita sebagai seorang muslim adalah saling ber amar maruf nahyi munkar kepada sesama saudaranya. Tugas kita jugalah untuk mendakwahi individu2 seniman agar mereka tetap berkreasi dengan sehat dan sesuai dengan nilai2 Islam. Kemudian kita juga harus mengingatkan, mendorong, dan menuntut pemerintah kita supaya berkomitmen untuk melarang setiap kemungkaran dan menerapkan aturan yang bisa melindungi moral bangsa.

Seharusnya sih, muncul kesadaran dari pemerintah sendiri sebagai pemimpin untuk menjadi pengayom dan pelindung aqidah kita. Karena hal ini merupakan tanggung jawab seorang pemimpin dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Rasul saw pernah bersabda:’Seorang pemimpin (penguasa) adalah pemelihara, dia bertanggung jawab atas pemeliharaan mereka.’(HR.Bukhari)

Aparat negara ga perlu bersikap reaktif nunggu ‘tensi’ kita2 naek, ngamuk2, trus merusak sarana2 maksiat tadi. Aparatlah yang seharusnya proaktif melakukan pencegahan. Bukankah Rasulullah saw juga bersabda:’Barangsiapa yang melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya (kekuasaannya); jika tidak mampu maka dengan lisannya; jika yidak mampu dengan kalbunya. Namun itulah selemah-lemahnya iman’.(HR.Muslim)

Seni Dalam Pandangan Islam
Ga asik dong kalo kita cuma bias ngomongin penyakit seniman2 ditengah kita. Nah, Islam sebagai aqidah yang sempurna tentu mempunyai aturan tersendiri dalam masalah seni dan kreativitas. Seni dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang diperbolehkan, tidak dikucilkan apalagi diharamkan. Hanya saja seni itu harus sebagai sesuatu yang tidak melanggar ajaran Islam. Tahu dong seni yang gimana yang terkategori melanggar syariat Islam? Trus temen2 bisa nilai sendiri, seni yang dari tadi kita cermati itu sesuaikah atau malah bertentangan dengan syariat Islam?
Allah swt berfirman:
“ Bukankah kami Telah memberikan kepadanya dua buah mata (untuk memandang), lidah dan dua buah bibir (untuk bersuara, mengecap makanan dan minuman)” (Al-Balad: 8-9)
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu. Maka, berjalanlah disegala penjurunya...”(QS. Al-Mulk: 15)

Dalil diatas memberikan hikmah kepada kita bahwa manusia boleh melihat dan mendengar apa saja, kecuali terhadpa apa2 yang telah dilarang syara dalam perbuatannya itu. Misalnya nih ya, manusia boleh bikin film, tapi tidak boleh untuk bikin film yang mengandung pelecehan atau penghinaan terhadap nabi saw. Manusia boleh melukis keindahan, tapi ga boleh melukis keindahan yang ‘macem2’ (u known lah...)

Pada zaman rasulullah juga, seni adalah sesuatu yang sangat digandrungi. Dulu pada masanya, orang2 arab sangat menyenangi syair. Lahirlah banyak penyair dan karya2 indahnya. Tapi tentu saja penyair2 tadi ga menghasilkan karya yang sembarangan, mereka banyak bersyair untuk mengagumi kebesaran Allah, menunjukan kecintaan kepada Allah dan rasulnya, dll. Pokoknya dengan karya2 mereka semakin bertambahlah keimanan mereka. Ga seperti sekarang, kebanyakan seni malah membuat kita lalai dan sia2.

Nah, harusnya para seniman kita bisa bersikap seperti itu. Kreatif yang beneran kreatif, juga kreatif untuk bisa menghindari karya2 yang porno. Iya ga?

Sekarang sih kita cuma bisa waspada dalam menyikapi karya seni ditengah kita. Jangan sampe kita diam saja menyaksikan fenomena pengrusakan akhlak bangsa melalui kebebasan berekspresi, apalagi malah jadi korbannya. Hiiy...amit2 deh!

Oke deh, selamat merenungkan, Semoga tak jauh panggang dari api.
Wallahualam...

0 komentar:

Posting Komentar