puisi begitu rendahnya kau

Koruptor
Ada satu jenis mahluk hidup yang saat ini sedang tumbuh subur.
Ia berdaun telinga, dan berbatang hidung.
Ia bukanlah pohon rindang yang meneduhkan di kala terik...

Spesies ini tidaklah bertaring,
tapi ia menghisap...
Tidak pula berekor,
tapi pantas kita sebut 'tikus'!!!

koruptor...
bagai drakula, kau penghisap...
bagai tikus, kau perusak...
penghisap kekayaan negara,perusak kejayaan bangsa.

koruptor,
tidakkah kau malu telah mengambil yang bukan hakmu?!
angin menjawab,
'tikus tak pernah punya malu'

koruptor,
tidakkah kau sadar,
kejahatanmu akan menyengsarakan kami???
angin kembali bicara,'drakula tidaklah punya hati!'

hai koruptor!
kan kutemukan 'antihama' yang tepat untuk membasmimu.
hingga kau tak lagi berkeliaran di muka bumi ini.
karena semua orang sedang menanti,
menanti kepunahanmu....

koruptor...maaf, ku tak mampu menyebutmu sebagai manusia!!! 
Baca selengkapnya.... - puisi begitu rendahnya kau

Alasan Kenapa Seorang Manusia Susah Untuk Shalat

Agama tidak hanya mengajarkan percaya pada Tuhan saja. Di dalamnya ada tuntunan dan aturan-aturan yang harus dipatuhi. Ada kewajiban yang harus dijalankan, baik itu kewajiban kepada sesama manusia maupun kewajiban kepada tuhan. Standart pribadiku kewajiban untuk berbuat baik kepada sesama manusia bisa hanya sebatas tidak merugikan orang lain. Tidak mengganggu orang lain dan tidak mengambil alih hak-hak orang lain. dan lagi kita bisa berimprovisasi sendiri meningkatkan nilai diri lewat membantu orang lain.

Shalat adalah salah satu ibadah yang paling diwajibkan oleh Tuhan.

Waktu usiaku 7 tahun, aku merasa tidak berkewajiban untuk menunaikan ibadah shalat. Karena dulu, aku percaya kalau katanya dosa anak yang belum baligh (dewasa) itu ditanggung oleh orang tua. Pasalnya, orang tua lah yang berkewajiban mendidik anaknya. Ya, sesekali aku shalat karena cinta pada orang tua. Takut kalau mereka harus masuk neraka karena aku tidak shalat. Padahal hakikatnya kalimat "dosa ditanggung oleh orang tua" itu adalah agar anak jadi rajin beribadah, karena biasanya anak-anak akan mencintai orang tuanya dan tidak mau kalau orang tuanya masuk neraka.

Menginjak usia 13 tahun, aku juga belum shalat. Lah, kan aku belum baligh. Jadi belum menanggung dosa sendiri. Masih ada orang tua yang bisa dijadikan tameng dari dosa-dosa. Lagipula di usia itu adalah saat yang paling enak untuk bermain dengan teman sebaya. Bermain sepak bola, kejar-kejaran.

Di usia 17 tahun, aku tahu aku sudah menanggung dosa sendiri. Karena sudah baligh, sudah mimpi "naik ke bulan". Sebuah istilah yang aku tidak tahu apa artinya. Tapi aku baru "naik ke bulan" selama dua tahun. Jadi dosaku masih dua tahun, masih sedikit. Jadi, umur 20 tahun nanti lah aku akan mengganti shalat yang tertinggal itu.

Di usia 20 tahun, aku mulai mempertanyakan agamaku. Aku sudah masuk kuliah dan harus kritis. Jadi aku bertanya tentang tuhan, tentang kitab suci, tentang nabi dan tentang kebenaran dari semuanya. Aku tidak mungkin shalat dalam keadaan labil. Aku harus menemukan jati diriku.

Di usia 24 tahun, aku selesai kuliah. Agamaku telah mulai kuyakini. Tapi kini aku tengah sibuk mencari kerja. Jadi aku sibuk kesana kemari. Mencari lowongan, menyiapkan berkas lamaran. dan itu melelahkan sekali. Aku tidak memiliki waktu untuk shalat. Shalat sih sebentar saja, tapi kadang terlalu sering menginterupsi.

Di usia 25 tahun. Aku belum mendapat kerja. Aku menggugat tuhan. Aku telah berusaha, tapi aku tidak mendapatkan. Aku jadi tidak mau shalat.

Di usia 27 tahun. Aku sudah bekerja di sebuah perusahaan ternama. Posisiku juga lumayan. Tapi, sibuknya bukan main. Sebentar-sebentar HP berdering. Lagi pula aku tengah pedekate dengan seorang gadis pujaan. Dengan seabrek kesibukan itu, mana sempat aku shalat.

Usiaku beranjak 30 ketika anak pertamaku lahir. Duh senangnya, karirku juga makin mapan. Namun, kesibukan makin merajai. Aku harus mengejar setiap kesempatan untuk masa depan keluargaku. Pertumbuhan anakku juga menyita perhatian yang besar, aku juga harus menyekolahkan anakku ke sekolah umum dan agama agar kelak ia berguna bagi bangsa dan agamanya.

Di usia 35, anak keduaku lahir. Dia wanita, cantik sekali. Bahkan sering aku memandikan dan menggantikan popoknya. Hidupku serasa lengkap sekali. Tapi, biaya hidup makin meningkat. Orang tuaku juga sudah mulai sakit-sakitan dan butuh biaya berobat. Aku harus makin rajin bekerja untuk menafkahi mereka. Sholat masih bisa kumulai di usia 40 nanti, pikirku.

Di usia 40, entah kenapa anakku tak seperti yang kuharapkan. Aku tak menyangka mereka bisa senakal itu. Bahkan anak pertamaku pernah tertangkap karena menghisap daun ganja. Daun surga katanya. Aku tak bisa konsentrasi untuk shalat. Ada saja yang membuat aku tak pernah melakukan ibadah utama itu.

45 tahun kujalani. Aku semakin lemah, tak sekuat dulu. Batuk sesekali mengeluarkan darah. Istriku mulai rajin berdandan, sayangnya dia berdandan saat keluar rumah saja. Di rumah, wajahnya tak pernah dipupur bedak sedikitpun. Aku merutuk, dosa apa yang telah aku lakukan hingga hidupku jadi begini?

Usiaku menginjak 55, aku berpikir kalau usia 60 nanti adalah waktu yang tepat untuk memulai shalat. Saat aku sudah pensiun dan aku akan tinggal di rumah saja. Saat itu adalah saat yang tepat sekali untuk menghabiskan hari tua dan beribadah sepenuhnya kepada tuhan.

Tapi aku sudah lupa bagaimana cara shalat. Aku lupa bacaannya. Aduh, aku harus mendatangkan seorang ustadz ke rumah seminggu 3 kali. Tapi aku tak kuat lagi untuk mengingat. Ingatanku tak setajam ketika dulu aku kerap juara lomba di kampus atau sekolah. Atau ketika manajer perusahaan salut pada tingkat kecerdasanku. Kali ini semua telah pudar. Jadi, apa yang diajarkan ustadz itu sering membal dari telingaku. Lagipula, badanku sudah tak begitu kuat untuk duduk lama-lama.

Kalau tidak salah, kali itu usiaku 59 tahun ketika istriku minta cerai. Alasannya tak lagi jelas kuingat, salah satunya katanya karena lututku tak kencang lagi bergoyang. Lucu ya? Entah kenapa juga dulu aku menikahinya, umurnya 20 tahun lebih muda dariku. Dia memang istri keduaku. Istri pertamaku dulu hilang, dibawa sahabatku.

Tak sampai usiaku 60, aku masih berusaha untuk shalat. Tapi serangan jantung membuat rumah mewahku ramai. Mereka terlihat menangis. Bahkan anak pertamaku yang membangkrutkan satu perusahaan keluargaku terlihat begitu tertekan. Ada kata yang sepertinya ingin dia ucap.

Terakhir aku akhirnya bisa shalat juga, sayangnya aku tidak shalat dengan gerakku sendiri. Aku hanya terbaring atau terbujur tepatnya. dan orang-orang menyalatkanku.
Baca selengkapnya.... - Alasan Kenapa Seorang Manusia Susah Untuk Shalat

Sehat ala Rosulullah saw



1. Bangun Shubuh.

Ini tentunya paling terkenal, dengan bangun pagi, pikiran dan perasaan juga biasanya lebih segar dan rileks. Bangun Shubuh juga dapat mencegah stroke dan tekanan darah tinggi yang umumnya rentan terjadi pada waktu itu karena penyempitan pembuluh darah. Di luar itu sebenarnya terkait asupan awal yang di terima tubuh, yakni udara segar. menurut para pakar udara, waktu Shubuh sangat baik karena kaya oksigen dan relatif masih bersih tak terkotori unsur lain. Udara yang baik tentu saja berguna untuk metabolisme tubuh dalam beraktivitas seharian penuh.

2. Minum Air Putih dan Madu

Nabi biasa membuka sarapan dengan air putih dan sesendok madu. Dua unsur ini sangat luar biasa manfaatnya. Madu Masyur sebagai penyembuh dan air putih kaya akan mineral yang menyukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan sebagai pencuci hati. Madu juga terkenal sebagai unsur yang dapat membersihkan usus dan mencegah peradangan.

3. Mengkonsumsi Minyak Zaitun

Saat siang dan menjelang sore, Nabi juga biasa mengkonsumsi cuka, minyak zaitun dan roti. Kombinasi makanan ini ternyata dapat menguatkan tulang, mencegah kepikunan serta menghancurkan kolesterol jahat dalam tubuh. pada musim dingin, makananan ini sangat baik menjaga kestabilan suhu tubuh.

4. Makan Sayuran di Malam Hari

Konsumsi sayuran di malam hari juga di lakukan Rasulllah SAW. beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah saw selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut. Meurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir keduanya mirip dengan sabbath dan ba'dunis. Nama nama ini tak lain adalah sayuran yang juga banyak kita temui di negara kita. Bentuk olahan sayuran tertentu banyak ragamnya, seperti CapCay, Sayur Lodeh, Sayur Sup de el el.
Rasulullah biasanya tidak langsung tidur setelah makan malam, melainkan beraktivitas terlebih dulu supaya mekanan yang di konsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah di cerna, caranya juga bisa dengan shalat looh, Sabda Rosul :
Cairkan makanan kalian dengan berzikir kepada Allah swt dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan karena dapat membuat hati kalian menjadi keras (HR Abu Nu'aim dari Aisyah r.a)

Rasulullah saw sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang ia berolahraga sambil bermain dengan anak anak dan cucu cucunya. Pernah pula Rosulullah lomba lari dengan istri tercintanya Aisyah r.a.

Rasulullah saw tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Biasanya ia tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh. Terbukti apa yang dilakukan Nabi sangat baik karena sesuai sesuai dengan irama biologis tubuh.jadi kan tidak ada salahnya kita coba mempraktekkan sob.

Semoga beberpa tips kesehatan ala Rosulullah di atas dapat memberi manfaat kepada kita semua untuk hidup sehat tentunya.
Baca selengkapnya.... - Sehat ala Rosulullah saw

Ada Apa dengan Seni di Indonesia?

Waspada!!!waspada!!!

Lihat judul diatas, kawan2 tentu bisa menyimpulkan sendiri kenapa sampe dibilang harus waspada. Coba, siapa sih yang ga tahu bagaimana ‘hebohnya’ industri seni di negeri ini. Dunia musik misalnya, para musisi yang ada semakin ga tahu aturan dalam berkarya. Dari mulai liriknya yang menjurus ke kepornoan, sampai video klipnya yang jelas mengandung pornografi. Dari mulai Inul Daratista, Anisa Bahar, Dewi Persik, yang heboh dengan goyangannya, sampai Julia Perez yang ‘luar biasa’ juga dengan cara menjual albumnya!(duh, ko contohnya penyanyi dangdut semua?kayaknya kurang match deh sama kita2 anak muda. Hehe..)

Penyanyi lainya juga ga mau kalah bikin kontroversi, tahu dong Aura Kasih dengan lagu dan videoklipnya yang akhir2 ini marak di radio or TV, lirik n video klipnya beneran keterlaluan! udahlah ga perlu kita bahas detail lagunya, nanti malah tambah runyam. Dasar emang ga tahu malu tuh artis! Parahnya, contoh begini tuh ga sedikit, banyak banget, bahkan hampir semua penyanyi, dari yang solo sampe group band, penyakitnya sama; jual kepornoan dibalik seni!Ini baru produk lokal, apalagi yang interlokal, tambah kurang ajar lagi. Bahkan yang interlokal itulah teladan bagi seniman kita.

Belum lagi dunia perfilman, dari mulai sinetron sampe yang layar lebar sama2 ga berkualitas. Yang sinetron ceritanya murahan, cinta dan cinta melulu, pacaran, sampe anak SD juga dikasih teladan pacaran! juga dari segi kreativitas kayaknya masih perlu banyak latihan, biar bisa menghasilkan cerita yang berkualitas dan yang jelas original, bukan jiplakan!Mending kalo yang dijiplaknya itu contoh yang baek n bener, ini yang ceritanya ga karu-karuan dijiplak juga. Gaswat deh...

Film layar lebar juga, dari mulai AADC alias Ada Apa dengan Cinta? Yang jadi cikal bakal menjamurnya film remaja sampe Virgin, BCG, Eiffel ...I’m in Love, Brownies, Cintapuccino, n yang trakhir film yang dibintangi BCL yang katanya gimanaa gituh (ga tahu detailnya, maklum belum nonton, eh ga bakalan pernah nonton!). Belum lagi yang bertemakan horor, buanyak banget! Emang sih, mungkin orang2 bilang cerita dari tuh film semua menghibur, tapi itu menghibur yang ga sehat!Bayangin aja, semua film tadi pasti mengandung adegan2 yang ga pantes, pacaran yang kebablasan, kissing, necking, piting, pasti ga kelewat. Contohnya adalah salah satunya adalah adegan dalam film Virgin, ketika Katie (salah seorang tokoh utama) ingin melepas keperawanannya dengan om-om di sebuah toilet mall. Parahnya, Katie pun gembira setelah melepas keperawanannya. Naudzubillah...Itu hanya salah satu contoh. Masih banyak adegan memuakan lainnya yang dipertontonkan secara vulgar, baik secara visual maupun verbal.

Celakanya, film2 ga sehat tadi ternyata ga cuma sebatas sebagai hiburan bagi penontonnya, juga bukan sekedar potret realitas sosial yang terjadi di kalangan remaja, lebih jauh film2 tadi malah jadi teladan dan ditiru masyarakat dalam kesehariannya. Lihat aja gimana pergaulan remaja2 disekitar kita, di jalan, di angkot, di mall, di sekolah, dan dimana aja kalo ada sepasang muda-mudi berpacaran, pasti gerak-gerik mereka tuh ga biasa aja, tapi luar biasa ga tahu aturan, dunia serasa milik berdua, yang laen ngontrak!

Adek2 kita yang kecil juga jadi aneh2 kelakuannya, tahu apa sih anak kecil tentang cinta? Tapi sekarang, lihat kalo mereka udah ngomongin pacaran, kecengan, seakan mereka udah ngerti segalanya dan hal itu pantas untuk mereka. Dulu, waktu kita masih kecil, pastinya kita tahu banget dong sama trio kwek2, kak Ria Enes n Susan, Chikita Meidi, dan semua lagu2nya. Ya iya lah, dulu itu kan kita masih anak2, jadi nyanyinya lagu anak2 juga. Tapi sekarang, adek2 kecil malah lebih tahu lagunya Peterpan, Ungu, Dewa, dan lagu2 percintaan lainnya. Kacau kacau...

Lalu, ketika para wanita semakin berani mengumbar auratnya kepada siapapun, ketika pemerkosaan semakin marak, incest, perselingkuhan, MBA, aborsi, pedofilia, dan fenomena menyimpang lainnya semakin subur, apakah ini tak disebabkan karena masyarakat disuguhi pornoaksi dan pornoaksi terus menerus?


Ada Apa dengan Seniman Kita ???
Rupanya para seniman ini sudah termakan budaya barat, meniru gaya hidup mereka, dan dengan lancar mengungkapkan kebebasan berekspresi dan HAM untuk melegitimasi kelakuan buruknya itu. Atas nama HAM, norma masyarakat, adat kesopanan, bahkan hukum agama sekalipun tak dihiraukan. Gaya hidup yang sekuleristik membuat mereka memisahkan kesenangan duniawi dengan hisab di akhirat kelak. Biarlah agama berteriak-teriak haram dan dosa, tapi maksiat jalan terus. Sekalipun pornoaksi-pormografi tidak sesuai dengan norma masayarakat yang berlaku, apalagi dengan nilai2 Islam tentu sangat kontradiktif, tak ada yang berhak membatasi kerativitas mereka dalam berseni. Mereka punya HAM, mau segila apapun kreasi seni itu dijamin HAM. Jangan bawa2 agama untuk membatasi kretaivitas kami, begitulah kata mereka. Lha, gimana bisa disebut kreatif, kalo bisanya cuma bikin kreasi yang porno!
Ada apa dengan seniman kita? Mengapa juga semua ini bisa terjadi? Setidaknya ada tiga unsur yang berperan:

Pertama, dari sisi kelakuan individunya. Umat Islam saat ini sudah banyak yang meninggalkan Islamnya, malah beralih belanja peradaban laen yang konon katanya lebih gemerlap. Islam dianggap kuno, ga relevan, dan ga match sama maunya orang2 modern. Padahal sih, perasaan itu hanya sugesti mereka saja. Islam sendiri ga kaku, tapi sangat manusiawi. Hanya saja kita harus terikat dengan hukum syara sebagai bentuk ketaatan kepada Allah swt Sang Khalik, baik dalam perkara yang kita sukai maupun tidak kita sukai. Tapi pastinya setiap hukum dari Islam adalah maslahat, karena Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.

Kedua, diamnya masyarakat. Para pelaku seni berlindung dibalik jargon demokrasi. Ketika mereka menyuguhkan pornoaksi-pornografi, mereka cukup berkata,”biarlah masyarakat sendiri yang menilai, karena masyarakat sekarang sudah dewasa”. Celakanya, meski sebagian besar masyarakat tidak setuju terhadap fenomena kepornoan ini, mereka diam aja. Boro2 bikin demo2 aksi menentang, sekadar berkomentar dengan nada sinis aje kagak! Sikap diam masyarakat inilah yang dijadikan pembenaran bagi para seniman sebagai ‘tanda setuju’ atas kelakuan2 nyeleneh mereka.

Ketiga, pemerintah yang ga bisa bertindak tegas. Paling banter pemerintah cuma bisa buat pernyatan ‘menolak’ dan ‘menolak’, tanpa bisa bertindak tegas untuk membabat pornoaksi-pornografi ini. Banyaknya produksi lagu, film, fashion, yang merusak moral bangsa dibiarkan begitu saja tanpa ada sanksi tegas yang bisa membuat pelaku jera, dan mencegah masyarakat lain neniru. Masuknya film2 barat yang vulgar, bahkan masuknya majalah Playboy sekalipun tak mendapat perlawanan yang berarti dari pemerintah.

So???
Karena akar masalahnya dipengaruhi tiga unsur, berarti solusinya juga harus melibatkan tiga unsur tadi dong. Pertama dari sisi individunya, mungkin kita ga bisa berbuat banyak, karena yang menjadi pokok persoalan adalah hilangnya kesadaran berpikir dari para seniman itu. Maka kita sebagai anggota masyarakat haruslah menjadi ‘pengawal’ , mengontrol sesama masyarakat dan menolak dengan tegas segala bentuk kemaksiatan yang terjadi. Bukankah tugas kita sebagai seorang muslim adalah saling ber amar maruf nahyi munkar kepada sesama saudaranya. Tugas kita jugalah untuk mendakwahi individu2 seniman agar mereka tetap berkreasi dengan sehat dan sesuai dengan nilai2 Islam. Kemudian kita juga harus mengingatkan, mendorong, dan menuntut pemerintah kita supaya berkomitmen untuk melarang setiap kemungkaran dan menerapkan aturan yang bisa melindungi moral bangsa.

Seharusnya sih, muncul kesadaran dari pemerintah sendiri sebagai pemimpin untuk menjadi pengayom dan pelindung aqidah kita. Karena hal ini merupakan tanggung jawab seorang pemimpin dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Rasul saw pernah bersabda:’Seorang pemimpin (penguasa) adalah pemelihara, dia bertanggung jawab atas pemeliharaan mereka.’(HR.Bukhari)

Aparat negara ga perlu bersikap reaktif nunggu ‘tensi’ kita2 naek, ngamuk2, trus merusak sarana2 maksiat tadi. Aparatlah yang seharusnya proaktif melakukan pencegahan. Bukankah Rasulullah saw juga bersabda:’Barangsiapa yang melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya (kekuasaannya); jika tidak mampu maka dengan lisannya; jika yidak mampu dengan kalbunya. Namun itulah selemah-lemahnya iman’.(HR.Muslim)

Seni Dalam Pandangan Islam
Ga asik dong kalo kita cuma bias ngomongin penyakit seniman2 ditengah kita. Nah, Islam sebagai aqidah yang sempurna tentu mempunyai aturan tersendiri dalam masalah seni dan kreativitas. Seni dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang diperbolehkan, tidak dikucilkan apalagi diharamkan. Hanya saja seni itu harus sebagai sesuatu yang tidak melanggar ajaran Islam. Tahu dong seni yang gimana yang terkategori melanggar syariat Islam? Trus temen2 bisa nilai sendiri, seni yang dari tadi kita cermati itu sesuaikah atau malah bertentangan dengan syariat Islam?
Allah swt berfirman:
“ Bukankah kami Telah memberikan kepadanya dua buah mata (untuk memandang), lidah dan dua buah bibir (untuk bersuara, mengecap makanan dan minuman)” (Al-Balad: 8-9)
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu. Maka, berjalanlah disegala penjurunya...”(QS. Al-Mulk: 15)

Dalil diatas memberikan hikmah kepada kita bahwa manusia boleh melihat dan mendengar apa saja, kecuali terhadpa apa2 yang telah dilarang syara dalam perbuatannya itu. Misalnya nih ya, manusia boleh bikin film, tapi tidak boleh untuk bikin film yang mengandung pelecehan atau penghinaan terhadap nabi saw. Manusia boleh melukis keindahan, tapi ga boleh melukis keindahan yang ‘macem2’ (u known lah...)

Pada zaman rasulullah juga, seni adalah sesuatu yang sangat digandrungi. Dulu pada masanya, orang2 arab sangat menyenangi syair. Lahirlah banyak penyair dan karya2 indahnya. Tapi tentu saja penyair2 tadi ga menghasilkan karya yang sembarangan, mereka banyak bersyair untuk mengagumi kebesaran Allah, menunjukan kecintaan kepada Allah dan rasulnya, dll. Pokoknya dengan karya2 mereka semakin bertambahlah keimanan mereka. Ga seperti sekarang, kebanyakan seni malah membuat kita lalai dan sia2.

Nah, harusnya para seniman kita bisa bersikap seperti itu. Kreatif yang beneran kreatif, juga kreatif untuk bisa menghindari karya2 yang porno. Iya ga?

Sekarang sih kita cuma bisa waspada dalam menyikapi karya seni ditengah kita. Jangan sampe kita diam saja menyaksikan fenomena pengrusakan akhlak bangsa melalui kebebasan berekspresi, apalagi malah jadi korbannya. Hiiy...amit2 deh!

Oke deh, selamat merenungkan, Semoga tak jauh panggang dari api.
Wallahualam...
Baca selengkapnya.... - Ada Apa dengan Seni di Indonesia?

Buruh, Tanggung Jawab Siapa???

Kesejahteraan Buruh, Tanggung Jawab Siapa???
Anda mungkin akan sependapat dengan saya bahwa bekerja sebagai karyawan atau buruh tidak bisa membuat kita kaya raya. Gaji yang anda terima tidak akan berselisih jauh dengan yang namanya UMR, UMK, atau UMD. Bahkan, bila anda berstatus pegawai kontrak, kecemasan yang anda rasakan bukan hanya khawatir kebutuhan tidak tercukupi karena gaji yang minim, tapi anda juga akan selalu dibayang-bayangi ketakutan akan di PHK secara tiba-tiba. Sebagai karyawan kontrak anda juga tidak menerima tunjangan kesehatan atau fasilitas lain yang bisa dinikmati karyawan tetap, tidak ada THR, juga mungkin ada larangan menikah/hamil, sampai adanya syarat-syarat baru saat anda akan memperpanjang kontrak.

Sistem kerja kontrak (PKWT-Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) dan outsourcing (pemberian pekerjaan ke pihak lain/perusahaan-sub kontrak) sudah semakin marak, bahkan sudah mendominasi sistem kerja dalam industri/perusahaan saat ini. Hal ini tentu saja meresahkan kaum buruh. Sudah susah cari kerja, masuk kerja harus dengan menyogok, setelah diterima kerja hanya menjadi karyawan kontrak, gajinya rendah pula!

Penetapan UMR pun yang diklaim pemerintah mampu meredakan permasalan gaji, malah menjadi sebuah kesalahan, jika dilihat dari realitas terbentuknya kesepakatan upah dari pihak pengusaha dan buruh. Dalam kondisi normal dan dalam sudut pandang keadilan ekonomi, seharusnya nilai upah sebanding dengan besarnya peran jasa buruh dalam mewujudkan hasil usaha dari perusahaan yang bersangkutan. Penetapan UMR dan UMD di satu sisi dimanfaatkan buruh-buruh ‘malas’ untuk memaksa pengusaha memberi gaji maksimal, meski perannya dalam kerja perusahaan sangat sedikit (meskipun ini sangat jarang terjadi) . Di sisi lain UMR dan UMD kerap digunakan pengusaha untuk menekan besaran gaji agar tidak terlalu tinggi, meskipun si buruh telah mengorbankan tenaga dan jam kerjanya yang sangat banyak dalam proses produksi suatu perusahaan.

Bagaimanapun faktanya, tetap saja UMR bagi buruh terbukti belum mensejahterakan buruh .Karena nilai UMR, UMD, dan UMK ini biasanya dihitung merujuk kepada Kebutuhan Fisik Minimum Keluarga (KFM), Kebutuhan Hidup Minimum (KHM), atau kondisi lain di daerah yang bersangkutan. Sehingga dengan UMR kita hanya mendapat kesejahteraan yang minimum.

Ketika kita berbicara tentang kesejahteraan kita sebagai buruh, kita sebenarnya tidak hanya sedang menghadapi permasalahan intern perusahaan terkait dengan segala kebijakannya. Pada dasarnya, perusahaan bergerak untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dengan meminimalkan pengeluaran-pengeluaran. Perusahaan tidak selalu akan dapat memberikan gaji yang besar untuk karyawannya, karena masalah ini terkait dengan kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan juga tidak selalu bisa untuk menerima setiap pegawainya sebagai karyawan tetap, karena masalah ini juga masih terkait dengan keuangan perusahaan. Tapi kalau saja pemerintah menetapkan peraturan/UU tegas yang mangatur pemberian gaji yang baik untuk karyawan, dan menghapus sistem kerja kontrak dan outsourching, tentu saja, mau tak mau pihak perusahaan harus menaatinya. Karena perusahaan yang ‘nakal’ akan mendapat sanksi sesuai UU yang berlaku.

Tapi, bila disatu sisi pemerintah hanya mendesak perusahaan untuk memenuhi kesejahteraan pegawainya tanpa memperhatikan kondisi keuangan perusahaan itu, tentu saja perusahaan berpotensi merugi. Seharusnya, pemerintah menjadi regulator yang baik untuk menciptakan perekonomian yang stabil, seperti menjamin ketersediaan dan keterjangkauan BBM, tidak menetapkan pajak yang terlalu tinggi, mencegah adanya perdagangan bebas, dan hal-hal lain yang membantu meningkatkan penghasilan perusahaan. Sehingga akan menguntungkan perusahaan dan juga menguntungkan kaum buruh.

Saya pribadi mengembalikan semua permasalahan yang menjerat kaum buruh pada masalah sistem yang mengungkung negeri ini. ketidaksejahteraan yang tumbuh ditengah kita bukan semata-semata karena kita buruh. Bukan semata-mata karena gaji kita rendah. Karena pemenuhan kebutuhan kita bukan hanya terkait dengan berapa rupiah yang kita punya untuk membiayai hidup. Tapi berapa rupiah yang harus kita bayar untuk membiayai hidup. Jika biaya hidup mahal, harga kebutuhan pokok mahal, BBM mahal, listrik mahal, kesehatan mahal, pendidikan mahal, tentu saja penghasilan yang kita punya akan selalu terasa kurang.

Dan harus kita akui, tingkat penghasilan kita juga terkait dengan latar belakang pendidikan kita. Orang dengan tingkat pendidikan rendah akan menerima gaji yang rendah pula. Sedangkan tidak semua rakyat dinegeri ini bisa mengenyam pendidikan tinggi. Wajar bila lebih banyak rakyat negeri ini yang berpenghasilan rendah.Lalu, siapa yang akan kita salahkan kalau bukan pemerintah yang membuat biayai pendidikan dinegeri ini mahal ?!

Problem sistem kerja kontrak juga merupakan buah kebijakan pmerintah yang lebih memihak investor asing. Pemerintah berdalih bahwa sistem kerja kontrak dan taraf gaji buruh yang rendah akan menarik investor asing untuk menanamkan modalnya dinegeri kita. Jika banyak investor datang, maka akan meningkatkan penghasilan negara. Pada faktanya, argumen ini sama sekali tak ada hubungannya dengan perbaikan kesejahteran rakyat. Karena penghasilan negara yang meningkat itu tidak dikembalikan untuk kepentingan rakyat, melainkan habis dijarah para koruptor!

Mungkin akan selalu kita ingat, Soeharto yang selama tiga puluh tahunan menjabat sebagai presiden sukses memperkaya keluarga besarnya. Megawati sebagai pencetus sistem kerja kontrak yang bersuamikan seorang pengusaha. Jusuf Kalla yang mengajukan program konversi bahan bakar minyak tanah ke gas, karena beliau punya perusahaan gas. Atau SBY yang rajin menswastanisasikan BUMN. Semua pemimpin itu membuat kebijakan yang tak jauh-jauh dari unsur kepentingan pribadi mereka. Merekalah beberapa contoh pemimpin yang harus diajari lagi ilmu ‘peduli pada rakyat’.

Begitulah, masih banyak yang harus dibenahi dari sistem negeri ini. Sayang, saat ini waktu kita lebih terkuras untuk menyaksikan adegan –adegan politik kotor, mafia hukum, mafia peradilan, menyimak bualan-bualan para pengusung liberalisme, atau menonton sinetron dan infotainment!

Karena saya tidak mau dianggap hanya omong besar dan pandai menyalahkan orang lain. Saya mengusulkan solusi atas permasalahan diatas adalah dengan ganti sistem dan ganti rezim dalam pemerintahan kita. Karena jelas-jelas hal yang kita bicarakan diatas adalah permasalah cabang yang lahir dari sebuah sistem besar yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Problem politik, problem sosial,problem ekonomi, problem hukum, dan problem-problem lainnya terbukti tidak terselesaikan oleh seperangkat aturan yang terdiri dari 37 pasal-199 butir pasal buatan manusia. Lantas, tak maukah kita jika hukum buatan manusia ini diganti oleh hukum buatan Sang Pencipta Alam Semesta, yaitu al-Quran yang sempurna?!

Wallaualam bi ash shawab. 
Baca selengkapnya.... - Buruh, Tanggung Jawab Siapa???

DOA UMAT ISLAM

Ya Allah, berikanlah rahmat kepada kami, ‘
Umat Islam
Ya Allah, menangkanlah kami, dan
segerakanlah berdirinya
Daulah Khilafah
Ya Allah, kami berlindung kepadaMu
Dari orang-orang kafir ,
Antek-antek mereka
Ya Allah, kami menjadikan Engkau
Penutup tenggorokan mereka,
Hingga membinasakan mereka
Ya Allah,Dzat yang telah menciptakan
Dan memelihara langit yang
Berlapis tujuh dan arsy yang agung,
Jadilah Engkau pembinasa kafir-kafir
Pelempar fitnah keji atas kami mereka
hendak membinasakan kami atau
melampaui batas
mulia ancaman-Mu
tiada Tuhan selain Engkau
Ya Allah bantulah kami dan jagalah
Engkau bantu musuh untuk
Menghancurkan kami
Tolonglah kami dan janganlah Engkau
Tolong musuh untuk mengalahkan kami
Buatlah makar kepada musuh untuk kami
Dan janganlah Engkau buat makar
Terhadap kami
Ya Allah, terimalah taubat kami, cucilah
Dosa-dosa kami dan jawablah
Permohonan kami
Tetaplah hujjah kami, tepatkanlah
Lisan kami, tunjukilah hati kami, cabutlah
Kedengkian dalam dada kami
Ya Allah, tiada daya dan kekuatan
Kecuali dengan pertolongan-Mu
Amin. 
Baca selengkapnya.... - DOA UMAT ISLAM